
Pemeriksaan atau cek kandungan logam berat makanan menjadi hal krusial dalam industri pangan, terutama bagi perusahaan yang ingin memastikan keamanan produk sebelum sampai ke tangan konsumen. Logam berat seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan arsenik (As) dapat membahayakan kesehatan jika terakumulasi dalam tubuh. Oleh karena itu, uji laboratorium menjadi langkah penting untuk menghindari risiko kesehatan serta memenuhi regulasi pemerintah.
Mengapa Cek Kandungan Logam Berat Makanan Sangat Penting?
Bagi perusahaan makanan dan industri pengolahan bahan pangan, cek kandungan logam berat makanan memiliki dampak langsung terhadap kualitas dan kelayakan produk. Beberapa alasan utamanya meliputi:
- Keamanan konsumen: Konsumsi logam berat dalam jumlah kecil secara terus-menerus dapat menyebabkan keracunan kronis, gangguan saraf, dan kerusakan organ.
- Kepatuhan terhadap standar nasional dan internasional: Banyak negara, termasuk Indonesia, memiliki batas maksimum kandungan logam berat yang diperbolehkan dalam makanan.
- Perlindungan merek: Produk yang gagal uji kualitas bisa merusak reputasi perusahaan dan menimbulkan kerugian finansial.
- Tanggung jawab sosial: Menyediakan makanan yang aman merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.
Jenis Logam Berat yang Umum Diuji dalam Produk Makanan
Dalam proses cek kandungan logam berat makanan, laboratorium akan fokus pada beberapa jenis logam berat utama yang sering ditemukan sebagai kontaminan:
- Timbal (Pb): Berasal dari pencemaran lingkungan, kemasan, atau proses pengolahan yang tidak higienis.
- Merkuri (Hg): Umumnya terdapat pada produk laut seperti ikan, terutama di wilayah yang terpapar limbah industri.
- Kadmium (Cd): Dapat terakumulasi dalam tanaman yang ditanam di tanah tercemar.
- Arsenik (As): Bisa ditemukan dalam air, beras, atau produk pertanian lain yang terpapar pestisida.
Pengujian dilakukan menggunakan metode seperti AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) atau ICP-MS (Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry) yang mampu mendeteksi kandungan dalam skala mikrogram.

Proses Uji Laboratorium untuk Logam Berat
Setiap produk makanan yang diuji akan melalui prosedur yang terstandarisasi agar hasilnya akurat dan sah. Umumnya prosesnya meliputi:
- Pengambilan sampel dari produk secara acak, mewakili keseluruhan batch produksi.
- Persiapan sampel, yaitu penghancuran dan pelarutan dalam media khusus.
- Analisis logam berat dengan alat laboratorium berpresisi tinggi.
- Interpretasi hasil dan pelaporan, yang dibandingkan dengan batas ambang yang ditentukan oleh BPOM atau Codex Alimentarius.
Hasil uji ini dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dalam rantai produksi maupun distribusi.
Manfaat bagi Perusahaan yang Melakukan Pengujian
Melakukan cek kandungan logam berat makanan secara rutin memberikan berbagai keuntungan strategis bagi perusahaan:
- Meningkatkan kepercayaan pasar dan konsumen
- Memperkuat posisi dalam persaingan industri makanan
- Menghindari recall produk atau sanksi hukum
- Mendukung ekspor karena memenuhi standar negara tujuan
Selain itu, perusahaan dapat menjadikan hasil uji sebagai bahan promosi untuk menunjukkan komitmen pada keamanan dan kualitas.

Kesimpulan
Dalam dunia industri makanan yang semakin ketat dan diawasi, cek kandungan logam berat makanan bukan sekadar kewajiban, tetapi menjadi pilar utama dalam menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen. Melalui uji laboratorium yang akurat dan rutin, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap produk yang mereka hasilkan aman, sesuai standar, dan layak dikonsumsi oleh masyarakat luas.
FAQ tentang Cek Kandungan Logam Berat Makanan
1. Apa saja makanan yang paling berisiko mengandung logam berat?
Ikan laut, sayuran berakar, dan produk pertanian dari area industri merupakan contoh makanan berisiko tinggi.
2. Seberapa sering perusahaan harus melakukan uji logam berat?
Idealnya setiap batch produk baru atau minimal secara berkala sesuai regulasi industri.
3. Apakah uji logam berat wajib untuk semua produk makanan?
Tidak semua, tapi produk ekspor, makanan anak, dan kategori risiko tinggi biasanya diwajibkan.
4. Berapa lama proses uji laboratorium berlangsung?
Antara 3 hingga 7 hari kerja tergantung kompleksitas sampel dan antrian laboratorium.
5. Apakah hasil uji bisa digunakan untuk keperluan ekspor?
Ya, selama laboratorium tempat uji telah terakreditasi dan memenuhi standar internasional.
6. Apa yang terjadi jika produk gagal uji logam berat?
Produk harus ditarik atau dihancurkan, dan proses produksi dievaluasi kembali.
7. Bagaimana memilih laboratorium uji yang terpercaya?
Pilih lab yang sudah terakreditasi KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan memiliki metode uji terstandar.
8. Apakah ada batas aman logam berat dalam makanan?
Ya, masing-masing logam memiliki batas maksimum sesuai Peraturan BPOM atau standar Codex.
9. Apakah logam berat bisa dihilangkan dari makanan?
Tidak selalu. Pencegahan kontaminasi sejak awal produksi adalah cara terbaik untuk menghindarinya.
Jika Anda tertarik untuk mengakses informasi lebih lanjut mengenai uji lab, Anda bisa mengaksesnya di website kami www.ujilab.id. Anda juga bisa klik link WhatsApp 081212333590 (Maria) untuk terhubung langsung dengan tim kami.